BLOG SUSANTO

Blognya Pendidik yang Mencintai Pendidikan dan Pembelajaran

artikel

Belajar Langsung Praktik Menulis Cerpen #Bagian 3 (Narasi dan Dialog)

Persiapan Menulis Cerpen
Gambar: pexels-pixabay-261510

Orang yang berbakat, menulis cerita pendek mengalir bagaikan air. Mungkin tidak ada persiapan khusus. Ide di kepala muncul, buat garis besar cerita, tuangkan dalam tulisan, selesai. Namun, bagi para pemula yang baru belajar, seperti saya, menulis cerpen perlu melalui langkah-langkah tertentu. Langkah-langkah itu meliputi: menentukan tema dan premis, memelajari alur dan penokohan., dan mencermati teknik penulisan narasi dan dialog.

Pada tulisan ini, Belajar Langsung Praktik Menulis Cerpen #Bagian 3 (Narasi dan Dialog), saya belajar teknik menuliskan narasi dan dialog dalam cerita fiksi sebelum mengekseskusi tema dan premis menjadi cerita utuh. Sebagai calon penulis cerita fiksi, sebelumnya saya belajar menentukan para tokoh dan watak tokoh yang akan diceritakan. Saya tentukan tokoh protagonis dan bagaimana wataknya, tokoh antagonis dan wataknya, tokoh tritagonis dan wataknya, serta tokoh figuran pendukung cerita.  Gunanya agar saya tidak kehilangan “arah” dalam bercerita. Berikut saya buat contohnya.

Penokohan dan Plot Cerita

Contoh peran tokoh, nama tokoh, dan watak tokoh.

No Peran & Nama Tokoh Watak tokoh
1 Protagonis/Awang Jujur, bersungguh-sungguh, rajin belajar, suka mengalah
2 Antagonis/Alenia Emosinya meledak-ledak, keras hati, agak nyinyir
3 Tritagonis/Pak Pras Bijaksana
4 Figuran/Eva, Angga, Ragil, bu Ika  Teman sekelompok

 

Contoh alur cerita dan uraiannya.

No Alur Cerita Uraian
1 Pengenalan Cerita Awang belajar dengan kelompok kecilnya. Ia tidak memiliki HP oleh karena itu disarankan untuk ikut berkelompok dengan alenia dan kawan-kawan yang memiliki HP.
2 Awal Konflik Awang sering kesulitan untuk mencatat karena menunggu temannya selesai dengan gawainya. Ia dengan sabar meminjam catatan dan sesekali ia meminjam gawai temannya.
3 Konflik Memuncak Pulang belajar kelompok, hari mendung. Ketika pulang hujan deras. Baju dan buku Awang basah. Naas, di perjalanan, sepedanya terperosok ke selokan. Buku catatan pelajaran hanyut terbawa air selokan. Meskipun berhasil menangkapnya, buku itu sudah basah bercampur lumpur. Sampai di rumah, kertas buku makin lembut dan akhirnya banyak sobek. Awang kehilangan catatan. Ia mau pinjam gawai temannya tidak ada yang meminjami. Beruntung Alenia mau meminjami buku.

Suatu hari Alenia diberi uang Rp20.000,00 untuk membeli pulsa. Uang itu diselipkan di buku catatan Agama. Buku itu dikumpulkan kepada guru Agama karena ada PR yang harus dikerjakan. Namun ia lupa dan bersikeras uang itu ada dalam buku catatan yang dipinjam Awang. Alenia pun menuduh Awan mengambil uangnya.

4 Penyelesaian    Pak Guru mendapat laporan Awang. Akhirnya Pak Guru ikut menyelesaikan. Uang Alenia ditemukan di dalam buku catatan agama yang dikumpulkan kepada Ibu Ika, guru agama mereka. Pak guru datang ke rumah Awang, ayah awang bercerita bahwa ia sudah membelikan HP untuk belajar.

Bersama teman sekelas, anak-anak belajar membuat blog pada plikasi. Seluruh siswa berlatih menulis.  Awang yang gemar menulis diikutkan dalam lomba blog untuk siswa dan mendapat juara. Alenia datang ke rumah Awang dan meminta maaf.

 

Teknik Penulisan Narasi dan Dialog

Berbeda dengan jenis tulisan deskripsi atau eksposisi, pada tulisan berbentuk cerita, penulis menampilkan dialog para pelaku. Ucapan tokoh atau pelaku perlu dituliskan dengan benar. Jika penulisannya benar, tulisan akan enak dibaca. Selain itu, pembaca cerita kita makin mudah memahami makna cerita.

Jika kekuatan ucapan atau bahasa lisan adalah intonasi dan mimik/pantomimik sang penutur, maka kekuatan bahasa tulis terletak pada pungtuasi/tanda baca yang digunakan. Kalimat yang efektif juga tidak kalah menentukan. Lalu, bagaimana penulisan dialog dalam cerita yang akan kita tulis dengan tanda baca dan ejaan yang benar?

Saya membaca beberapa cerpen, lalu mencermati penulisan narasi dan dialog, serta dialog tag kemudian membandingkannya satu sama lain. Setelah itu menyimpulkan penulisan atau penggunaan tanda baca (koma, petik ganda, titik, tanya, seru, dan elipsis) yang benar sesuai dengan aturan (PUEBI).

Tanda Titik, Tanda Tanya, dan Tanda Seru pada Dialog

Tanda titik pada dialog ditulis sebelum atau sesudah tanda petik penutup? Penulisan yang benar adalah sebelum tanda petik penutup.

  • “Ia juara favorit lomba blog nasional.”
  • “Semua sudah ada yang mengatur.”

Demikian juga untuk tanda tanya dan tanda seru.

  • “Bukankah itu ibumu?”
  • “Keluar dari sini!”

Penulisan yang salah sebagai berikut.

  • “Ia juara favorit lomba blog nasional”.
  • “Semua sudah ada yang mengatur”.
  • “Bukankah itu ibumu”?
  • “Keluar dari sini”!

Narasi Sebelum dan Sesudah Dialog

Narasi menggambarkan kondisi atau keadaan sehingga pembaca mengetahui tempat, peristiwa, maupun pikiran tokoh. Efeknya, pembaca semakin mudah memahami alur serta menikmati cerita dengan baik. Istiqomah mengatakan bahwa fiksi dengan narasi terlalu panjang dan miskin dialog melelahkan untu dibaca dan membosankan (istiqomahalmaky.com).

Bagaimana penulisan narasi yang diikuti dialog dan sebaliknya?

  • Bisikan bapak mengagetkanku. “Nduk, Ibu sudah pulang.”
  • “Nanti kita ke rumah nenek lagi, kalau ada waktu libur lagi.” Aku kecewa dengar pernyataan ayahku.

Kalimat Bisikan bapak mengagetkanku adalah narasi. Demikian pula kalimat Aku kecewa dengar pernyataan ayahku.

Kalimat narasi sebelum dialog diakhiri tanda titik. Kalimat narasi sesudah dialog diawali dengan huruf kapital.

Penulisan yang salah sebagai berikut.

  • Bisikan bapak mengagetkanku, “Nduk, Ibu sudah pulang.”
  • Bisikan bapak mengagetkanku. “nduk, Ibu sudah pulang.”
  • “Nanti kita ke rumah nenek lagi, kalau ada waktu libur lagi” Aku kecewa dengar pernyataan ayahku.
  • “Nanti kita ke rumah nenek lagi, kalau ada waktu libur lagi.” aku kecewa dengar pernyataan ayahku.

 

Dialog Tag

Jika Anda membaca dialog seperti berikut ini.

  • “Duduk di sana yuk,” ajak Danu.
  • “Hai-hai, CLBK nih ye,” goda Juna sambil tersenyum jenaka pada kami berdua.

Kata “ajak” dan “goda” pada kalimat di atas itulah yang dinamakan dialog tag. Jadi, dialog tag adalah frase yang mengikuti dialog. Dialog tag juga sering terdapat sebelum dialog.

Fungsi dialog tag adalah memberi informasi pengucap dialog kepada pembaca. Jika dialog tag mengikuti dialog maka penulisannya diawali dengan huruf kecil setelah tanda koma dan tanda petik. Apabila dialog tag terletak sebelum dialog maka penulisannya diikuti tanda koma sebelum tanda petik ganda.

Dialog tag itu bermacam-macam jenisnya dan masing-masing menggambar keadaan emosi pelaku.

  1. Netral (ujar, salam, celetuk, ucap, desak, kata,pamit, harap, dst.)
  2. Netral sebagai respon (sahut, lanjut, jawab, tawar, tolak, sambut, sanggah, dst)
  3. Ada emosi (sindir, hina, sungut, rengek, canda, ledek, puji, dst.)
  4. Emosi bernada rendah (bisik, decak, desah, rintih, dst.)
  5. Emosi bernada tinggi (hardik, tampik, tantang, pekik, jerit, usir, dst.)

Contoh penulisannya sebagai berikut.

  • “Aku yang membuang kucing itu,” ungkap Daniel.
  • Iwan berkata, “Buku ini aku pinjam.”

Berikut contoh yang salah. Tanda baca titik (.) yang seharusnya tanda koma (,) dan huruf awal setelah dialog adalah huruf kapital, seharusnya huruf kecil.

  • “Aku yang membuang kucing itu.” Ungkap Daniel.
  • Iwan berkata. “Buku ini aku kupinjam.”

Wah, ternyata harus teliti menuliskan itu semua. Masih adakah teknik penulisan lainnya? Saya pun kembali berburu ilmu teknik penulisan cerita fiksi selanjutnya.

 

Tanda Seru dan Tanda Tanya di Akhir Dialog

Anda pernah marah, berteriak, atau sekedar memberi peringatan atau menegaskan? Jika Anda tulis maka pada akhir dialog dibubuhi tanda seru. Ingat, ya! Intonasinya tinggi.

  • “Pergi dari rumahku sekarang!” bentak Somad.

Kalimat dialog jangan diberi tanda titik karena intonasinya tinggi. Dialog tag “bentak” ditulis dimulai dengan huruf kecil.

Bagaimana jika bentuk penegasan tetapi tidak sejahat yang orang kira? Penulisan yang benar adalah:

  • “Aku tidak sejahat itu …” ucapnya lirih.

Meskipun penegasan, akan tetapi narasi “ucapnya lirih” membayangkan intonasi yang digunakan rendah. Bolehkah mengunakan tanda seru? Boleh, namun narasi sesudahnya merupakan kalimat yang lain.

  • “Aku tidak sejahat itu!” Dengan lirih Sari menegaskan.

Saya, yang masih belajar memulai menulis cerita fiksi, tanpa sadar kadang menambahkan tanda koma (,) sesudah tanda tanya.

  • “Sedang apa kamu di sini?”, Tanya Reza.

Apa yang janggal? Penggunaan tanda koma yang tidak tepat dan menulis dialog tag “tanya” diawali huruf kapital. Tentu saya dan Anda memerlukan contoh yang benar.

  • “Sedang apa kamu di sini?” tanya Reza.

Saya pun tertawa ketika teman saya mengatakan,”Jadi, buanglah tanda koma pada tempatnya!”

Perhatikan contoh!

  • “Apa kau yang melukainya?” Melirik ke arah wanita di sampingnya.

Kalimat tersebut sudah benar. Mengapa huruf awal dalam narasinya kapital? Benar! Karena sudah beda kalimat. “Melirik wanita di sampingnya” dikatakan sebagai kalimat baru.

Berbeda apabila kalimatnya seperti ini:

  • “Apa kau yang melukainya?” tanya Arsyil melirik wanita di sampingnya.

Kata “tanya” adalah dialog tag dan itu dikatakan masih dalam satu kalimat.

 

Tanda Elipsis/Titik tiga (…)

Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan. Pada cerita fiksi tanda ini biasanya digunakan untuk memberikan jeda pada dialog.

Contohnya:

  • “Jadi … kau benar-benar menolakku?”

Menurut aturan pada PUEBI, tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.

Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik empat buah).

Contoh:
“Jangan menangis lagi. Kumohon ….”

Apabila elipsisnya berada di belakang dan ada narasi lagi setelahnya, maka hanya terdapat tanda elipsis di sana.

Contoh:
“Jangan menangis lagi. Kumohon …” ucap Billy pelan.

 

Penggunaan En Dash (—) atau Tanda Pisah dalam Dialog

Biasanya digunakan untuk dialog yang terputus-putus atau terpotong.

Contoh 1 :
“Ti— tidak. Bukan itu maksudku.” (terputus-putus).

Contoh 2:
“Jadi kau pe—” (terpotong karena seseorang langsung menyergah ucapannya).
“Iya. Aku pelakunya,” ucap Andra cepat.

Tanda pisah bersimbol (–) en dash atau (—) em dash tidak ada tombolnya pada papan ketik. Dua tanda hubung yang dirangkai tanpa spasi (--) dapat digunakan sebagai lambang tanda pisah.

 

Penggunaan Kata “kan” dalam Dialog

Perhatikan contoh di bawah ini.

Contoh :

  • “Dia itu kekasihmu, kan?”

Letakkan tanda (,) sebelum menulis kata “kan” dalam dialog. Demikian juga ketika menggunakan kata sapaan pendek/pengganti panggilan seperti: Nak, Kak, Bu, dan sebagainya. Gunakan tanda koma sebelum kata itu dituliskan.

  • “Belajar yang rajin ya, Nak.”

Nama dan Panggilan dalam Dialog

Contoh 1:

  • “Aku harap Ayah merestui pernikahan kami,” ucap David penuh harap.

Contoh 2:

  • “Aku berharap ayahmu merestui pernikahan kita,” kata Nia lirih.

Pada contoh pertama, kata “Ayah” diawali dengan huruf kapital. Orang yang di maksud ada di sana atau terlibat dalam percakapan tersebut.

Sedangkan pada contoh kedua, kata “ayah” di awali dengan huruf kecil tanda bahwa sang ayah tidak ada di sana atau tidak terlibat dalam percakapan tersebut.

Contoh 3 :

  • “Menurut pak Aldi, tidak seharusnya kita melewati jalan ini.”

Contoh 4 :

  • “Terimakasih Pak Aldi atas kerjasamanya.”

Pada contoh nomor 3, kata “pak Aldi” huruf awalnya ditulis kecil dan huruf keduanya ditulis besar karena merupakan nama orang. Hal ini dapat dipahamai karena pak Aldi tidak terlibat dalam percakapan tersebut.

Pada contoh nomor 4, kata “Pak Aldi” huruf awalnya ditulis besar dan huruf keduanya ditulis besar karena merupakan sapaan. Dapat dipahami bahwa pak Aldi terlibat dalam percakapan tersebut.

Jika ada yang berkomentar, kok ribet banget mau nulis cerita, tulis aja, nanti malah ceritamu nggak jadi-jadi.

Orang itu adalah Anda, saya juga menyarankan, segera tulis saja cerita Anda sampai selesai. Namun sesudahnya, sebelum cerita itu dipublikasikan, sebaiknya disunting dengan berpedoman pada penjelasan di atas.

 

Sumber:

  1. https://naciwritersindonesia.wordpress.com/2017/06/18/tata-cara-menulis-dialog-pada-cerpen-dan-novel/
  2. https://puebi.readthedocs.io/en/latest/
  3. https://istiqomahalmaky.com/article/2020/01/membuat-narasi-dalam-naskah-fiksi-novel-dan-cerpen-satu-lagi-trik-membuat-tulisan-menja-826614?bima_access_status=not-logged
  4. https://www.rinmuna.com/2019/02/macam-macam-dialog-tag.html

Susanto

Pendidik, Ayah 4 Orang Anak, Blogger, Penikmat Musik Keroncong.

36 thoughts on “Belajar Langsung Praktik Menulis Cerpen #Bagian 3 (Narasi dan Dialog)

  • Syukron pak D untuk ilmunya ….
    Mesin ketiknya mengingatkan saya saat duduk dibangku SMEA … hehe

  • Mantap …saya jadi malu.

    Tetnyata tulisanku banyak yg salah

  • Saya seang ngeditnya dari pada membuat cerpennya.

  • Makanya saya juga simpan dalam PDF buat pegangan.

  • Tulisan yg sarat manfaat.
    Berharap dapat mengingat semua di saat akan menggunakannya
    Terimakasih sudah berbagi ilmu

  • Pak DeSus keren, pss mantap buat yang mau belajar nulis cer

  • Butuh waktu untuk paham menulis cerpen ,,aku ga bisa

  • Ilmu yang sangat bermanfaat bagi pemula seperti Aku. Terima kasih banyak atas ilmunya, Pak Susanto.”

  • Apa harus bertunangan dulu ya? Ha ha ha, Pak Iroen ada- ada saja.

  • Mempelajari lagi pengaturan dalam penulisan. TErima kasih masih banyak kekeliruan dalam praktek.

  • Tips mengawinkan narasi dengan dialog biar ceritanya mengalir pak D…

  • Master Susanto, tulisannya luar biasa panjang dan lebar. Ibu salut ide2 mengalir keren…

  • Sukses pak, terimakasih udh berbagi

  • Terimakasih ilmunya yang mantap pak Susanto. Hal ini yang sering terjadi…..kesalahan memberi tanda baca saat dialog dalam kalimat. Sangat bermanfaat.

  • Rince Wiki Utami

    Baguus sekali pak D, sy blm bisa menulis cerpen ini bs jd panduan bg pemula spt saya…manfaat sekali ilmunya..terima kasih..semangat menulis dan nenginspirasi..

  • Luar biasa tulisannya, menjadi pengetahuan bagi saya yang belum memiliki 0engetahuan tentang menulis fiksi

  • Mantap Pak D…terimakasih sharing ilmunya…jadi banayak koreksi ni coretan yang telah saya buat..

  • Terima.kasih ilmunya. Masih sering buat kekeliruan ketika membuat kalimat dialog.

  • Saya membutuhan waktu untuk memahami tulisan Pak D. Namun setelah membacanya saya menyadari masih banyak keleruuuu dalam menulis cerita pendek.
    Terimakasih sudah membuka wawasan menulis saya.
    Sehat selalu Pak D

  • Tengkyu ilmunya Pak De, sangat lengkap dan membantu sekali bagi penulis pemula seperti saya.

  • Izin bertanya pak D, apakah dalam menulis cerita fiksi harus selalu dibuat dialog?

  • Banyak ilmu yg saya dpt dri baca tulisan pak Susanto. Terimaksih pak ilmunya. Joss

  • Alhamdulillah saya jadi semakin tahu nih. Ternyata saya banyak melakukan kesalahan dalam menulis cerpen. Terimakasih ilmunya semoga saya semakin paham aturan dalam menulis cerpen.

  • Terimakasih ilmunya, pak

  • Asikin Widi Jatnika

    wah tulisan yang sangat membantu sekali bagi pemula. terimakasih pak D. Ijin Save ya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *